Info Terkini dan Luas

Kota Makassar

Sierli Natar, S.Kep dari Bidang Pengelola Program Kusta (P2K) Dinkes Kota Makassar: “Penyakit Kusta Bukan Keturunan atau Kutukan”

InfoMingguNews.com, Makassar – Kusta atau lepra bukan penyakit keturunan, kutukan atau pun guna-guna seperti selama ini menjadi stigma dalam masyarakat.

Penegasan ini disampaikan Sierli Natar, S.Kep dari Bidang Pengelola Program Kusta (P2K) Dinas Kesehatan Kota Makassar saat menjadi pembicara pada kegiatan Bootcamp NLR Indonesia yang dilaksanakan bersama jaring.id di salah satu hotel di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa 29 Oktober 2024.

Sierli yang sudah puluhan tahun bergelut dengan penyakit dan pasien kusta, menjelaskan kusta atau “Kandala” dalam istilah bahasa makassar merupakan penyakit menular yang tidak mudah menular, jenis penyakit ini kata Sierli disebankan infeksi bakteri Mycobacterium leprae.

“Untuk sembuh dari penyakit ini, cukup minum obat selama enam atau 12 bulan bertut-turut. Obatnya tersedia di Puskesmas,” ucap Sierli.

Namun sayangnya kata Sierli, masih ada saja pasien yang sengaja menyembunyikan penyakitnya karena malu dan takut dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya. Padahal yang harus diketahui penyakit ini bisa diobati dan tidak gampang menular.

“Mereka baru mau berobat setelah benar-benar penyakitnya parah, padahal jika cepat ditangani pasien bisa sembuh dan kembali normal seperti orang umum lainnya,” kata Sierli.

Dia melanjutkan, sepanjang tahun 2024 Dinas Kesehatan Kota Makassar menemukan dan mencatat 98 pasien kusta yang tersebar dibeberapa tempat, 12 diantaranya pasien kusta kering selebihnya kusta basah. Ada satu orang dewasa dan tujuh anak dibawah umur harus mengalami disabilitas karena terlambat diobati.

“Beberapa anak yang mengalami disabilitas karena sengaja disembunyikan oleh orang tuanya karena stigma itu,” ucap Sierli.

Sebelumnya Sierli juga menepis tanggapan negarif atau stigma yang berkembang dalam masyarakat selama ini. Dimana banyak masyarakat yang beranggapan jika penyebab kusta adalah, kutukan, keturunan dan guna-guna.

“Bahkan ada yang beranggapan berhubungan suami istri saat haid bisa mengakibatkan kusta. Semua itu tidak benar,” tegas Sierli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *